Thursday 12 March 2009

Dilema SEO dan Ironi Demokrasi Google

Apakah Taktik SEO Terbaik ? Sy pernah membaca posting ahli seo, Aaron Wall, menanyakan hal yg sama. Ada yg mengklaim kalau taktik terbaik SEO itu tidak melakukan apapun. Artinya, kita membiarkan situs kita tanpa dioptimasi menggunakan tehnik SEO (baik black Hat maupun White Hat ataupun Grey hat). Alasannya karena takut kena pinalti dan dibanned tanpa sadar telah curang.

Aaron menjawab kalau hal tsb tidak benar. Kadang Google lamban merangking sebuah situs. Database Index Google sering membuang website, baik temporer maupun permanen, yg dicurigai curang. Tapi kita tetap harus melakukan optimasi agar bisa tampil pada 10 besar. Optimasi ini dilakukan dgn catatan kita waspada saat promosi blog atau website. Kita harus menghindari masalah ini : website promosi agresif. Dan bila curang maka jangan sampai ketahuan heheheh

Lebih lanjut, sy merasa optimasi itu tidak bisa dihindarkan. Kita memerlukan traffik sekalipun harus selalu dibayang-bayang ancaman pinalti. Salah satu pencegahan yg bisa kita lakukan adalah jangan fokus pd satu search engine saja.

Umumnya blogger dan webmaster fokus pd Google. Mula mula sy juga begitu. Padahal ada mesin pencari lain seperti Search Engine MSN dan Yahoo!. Mindset kita harus mulai diubah karena google itu rutin ngebanned situs. Bila ketergantungan traffik blog kita itu kecil, maka saat blokir blog terjadi, porsi traffik yg hilang itu minimal dan tak fatal.

Konon MSN dan Yahoo! search Engine itu mudah dimanipulasi. Sy mendengar ini dari Master SEO selain Aaron Wall. Walau tidak begitu mengetahui detail optimasi Yahoo! dan MSN, sy rasa kita lebih mudah memanipulasi mereka dibanding google dan pagerank mereka.

Mungkin disinlah perbedaan mendasar antara search engine sekaligus dilema dan ironi SEO. Google lebih mendahulukan keamanan dan nikmat pengalaman user awam dibandingkan kepentingan blogger professional (yg rutin memanfaatkan metode SEO). Google memiliki kualitas hasil pencarian yg terbaik. Hasil pencarian searchbox mereka jarang berisi daftar situs yg tidak nyambung dgn apa yg kita cari. Bila kita mencari mobil BMW, maka daftar yg (hampir) tampil selalu tentang mobil BMW. Kemampuan mereka memuaskan pengguna membantu mereka menjaga pasar search engine. Semua ini didukung teknologi buatan sendiri seperti pagerank, yg dipromosikan sebagai tanda demokrasi internet (apapun maksudnya :( ).

Google memang baik bagi kebanyakan pengguna internet. Namun kepentingan google bertentangan dgn kebutuhan para professional. Google sering kali mem-blokir jutaan situs dan mem-parkir-nya dalam sandbox. Mereka kena pinalti disebabkan berusaha memanipulasi algortima google. Memang google berhak memblok situs yg menggangu kualitas hasil pencarian mereka. Namun para penggangu ini menggangu karena berusaha meng-konversi traffik menjadi uang.

Menghasilkan uang online adalah inti bisnis internet sesungguhnya. Bisnis internet membutuhkan Optimasi SEO. Sementara Google tidak begitu mendukung metode optimasi, terutama yg manipulasi algoritma search engine mereka. Disinilah hadir ironi google, yg sekaligus menjadi dilema panjang penuh perdebatan saat sebuah tehnik optimasi web di blacklist google bersama situs yg menggunakan teknik tsb. Dilema ini mempertanyakan kediktatoran kategori black Hat atau White Hat, yg mana keputusan sepenuhnya berada ditangan pihak pihak di luar komunitas blogger professional seperti industri search engine.

Para Professional menginginkan kalau pagerank itu tidak mengganggu kepentingan mereka. Tampaknya Yahoo! dan MSN memahami ini. Namun Google tumbuh melewati para pesaing karena meletakkan pengalaman user lebih dahulu daripada profit. Tampaknya, witch hunging atau perburuan penyihir SEO yg menggunakan sihir hitam akan terus berlangsung. Hmm perbedaan visi dan misi inilah dilema dan Ironi SEO serta ketegangan antara Google dgn mereka yg berusaha bisnis online di internet. Demokrasi bagi kebanyakan orang, Namun kediktatoran bagi sy lain.


Design by infinityskins.blogspot.com 2007-2008